Formula Belajar Bahasa Arab yang Mudah, Memahamkan dan Menyenangkan

Menurut Anda, apa hubungan antara gambar ini dengan judul postingan ini? Boleh jawab di kolom komentar ya!

Apa yang ada di benak siswa ketika mendengar kata Bahasa Arab?

Ooh! Itu pelajaran yang sangat sulit! Memusingkan!

Harus mempelajari nahwu, shorof, tulisannya ruwet. Banyak sekali kaidahnya.
Pokoknya kalau sudah berurusan dengan bahasa Arab itu isinya sumpek!

Hm...
Apakah bahasa Arab sesulit itu?

Ya, kalau mendengar kata mereka yang kualahan belajar bahasa Arab sih, saya yakin memang begitulah adanya. Bahkan awal-awal saya mengajar bahasa Arab dulu, muncul celetukan siswa: 

"Sulitnya matematika nggak sepusing ketika harus mempelajari bahasa Arab."

Saat itu saya tidak bisa memungkirinya. Saya masih mencari formula yang tepat untuk pembelajaran bahasa Arab menyenangkan. Selain menyenangkan, tentunya siswa akhirnya mampu berbahasa Arab.

Alhamdulillah, sudah 3 tahun saya mengajar bahasa Arab. Setelah banyak mendengarkan keluhan dan kesulitan siswa dalam belajar bahasa Arab serta mengamati kondisi siswa saya menemukan Formula Belajar Bahasa Arab yang Mudah, Memahamkan dan Menyenangkan. InsyaAllah kedepannya saya akan jelaskan formulanya. Di artikel ini saya akan ulas sedikit konsep pembelajarannya.

Namun, sebelum lanjut ke pembahasan formulanya, berikut ini keluhan yang sering muncul di kalangan siswa ketika belajar Bahasa Arab:

1. Tulisannya cukup rumit

Benar sekali! Tidak seperti bahasa asing Inggris. Walaupun memang sebenarnya bahasa Inggris juga rumit, namun dapat termaafkan ketika siswa masih bisa mengusahakan membaca tulisan latinnya. Secara siswa memang lebih terbiasa dengan tulisan latin. Sementara bahasa Arab, kebanyakan mindset siswa menganggapnya bahasa ritual Islam yang hanya dipakai dalam sholat, baca Al-Qur'an dan baca do'a. Bahkan mereka membacanya seperti sedang mengaji. Kasihannya lagi siswa yang tidak pernah balajar bahasa Arab baik tulisannya dan bacaannya di TPA.

2. Kaidahnya Banyak dan Susah diingat

Setiap bahasa pasti memiliki kaidah. Baik sintaksis atau morfologis, bahasa Arab terkesan cukup rumit. Secara nahwu (sintaksis) misalnya, ada kaidah-kaidah yang harus diperhatikan saat penggunaannya. Posisi sebagai objek harusnya harokat akhirnya bagaimana, kalau jadi subjek disebut apa dan harokat akhirnya apa, harus pakai alif-lam atau tanwin, harus ini-harus itu. Itu baru sintaksisnya, belum lagi shorof (morfologi) bhuannyak banget! Ampun dah!

3. Takut Salah

Kenapa sebagian siswa merasa keberatan dengan bahasa Arab? Karena mereka takut salah. Nanti salah muannas muzakkarnya, nanti salah ucapannya, nanti salah kosakatanya dan banyak lagi ketakutan-ketakutan yang akhirnya membuat siswa urung untuk mencoba eksplorasi bahasa Arab. Apalagi kalau gurunya galak. Hiii. Nggak berani deh. hehe.

Ya, tiga poin itu yang menjadi momok dalam pembelajaran bahasa Arab sehingga siswa kurang tertarik dengan bahsa Arab. Itulah tembok yang seharusnya kita dobrak. Tiga tembok tersebut terlalu sulit untuk ditembus sehingga banyak yang menyerah untuk melaluinya.

Formula Belajar Bahasa Arab yang saya gunakan pada intinya dilandasi oleh keluhan siswa tersebut diatas. Jadi, secara prinsip, belajar Bahasa Arab yang menyenangkan itu adalah ketika 3 poin diatas berhasil ditepis dan dihapus dari mindset siswa. Sehingga langkah awal yang harus dilakukan adalah membereskan gurunya. hehe.
Fahrizal Mukhdar

Nah lho... Kenapa gurunya?

Ya jelas gurunya lah, karena yang membuat siswa kesulitan belajar bahasa Arab itu sebenarnya bukan 3 poin di atas, tapi idealisme gurunya. Siswa tidak akan mengeluhkan itu kalau gurunya tidak kaku ketika melihat tulisan siswa yang masih acakadut. Siswa juga tidak takut bereksplorasi ketika tidak dihantui oleh kesalahan kaidah bahasa. Siswa juga tidak akan takut salah ketika gurunya dengan penuh semangat mengapresiasi usaha siswa dan menyampaikan rasa bangganya ketika siswa berhasil mengalami kemajuan dari sebelumnya. Setuju?

Oke-oke. Saya merasa bersalah sebagai guru bahasa Arab ketika masih memiliki idealisme itu, hehe. Nah, bagaimana mengubah mindset tersebut?

Ini dia caranya:
  1. Tulisannya cukup rumit? Yasudah nanti aja belajar tulisannya.
  2. Kaidahnya banyak dan susah diingat? Yasudah kita langsung praktek aja! Nggak perlu mengingat kaidah yang banyak itu. Nanti saja.
  3. Takut Salah? Nggak masalah kok. Tenang aja, bahkan gurumu pun masih bisa membuat kesalahan yang sama dengan yang kamu lakukan. Jadi, teruskan saja!
Sampai sini, ternyata cukup panjang juga ya pembahasan saya. Belum sampai ke Formula Belajar Bahasa Arab yang Mudah, Memahamkan dan Menyenangkan juga hehe.


Okelah, sekarang langsung ke formulanya:

Ini dia:

Formula Belajar Bahasa Arab yang Mudah, Memahamkan dan Menyenangkan

1. Kembalilah kepada fitrah berbahasa!

Apa maksudnya kembali kepada fitrah berbahasa?

Fitrah berbahasa adalah mendengar dan menyaksikan lebih banyak ketimbang membaca dan menirukan. Jadi yang perlu dikedepankan adalah proses mendengar dan menyaksikannya. Bukan membaca dan menirukan baik lisan maupun tulisan.

Karena tahap ini sebenarnya adalah tahap mencerna kosakata dan menghubungkannya dengan konteks penggunaannya, ini memerlukan waktu dan perlu distumulasi dengan repetisi yang intens. Seseorang akan mencoba menirukan apa yang dia dengar dan saksikan ketika sudah merasa cukup paham dengan kosakata dan korelasinya dengan konteks penggunaannya.

Hal ini yang sering diabaikan oleh guru. Siswa dijejali dengan kosakata yang begitu banyak dan harus dihafalkan baik secara lisan maupun tulisan dalam waktu yang relatifi singkat. Seminggu harus hafal 20 kosakata misalnya. Bagi seorang pemula, itu sudah melanggar fitrah. Betapa tidak, seperti kita yang belajar bahasa baru di daerah yang baru kita tinggali. Apakah kita dipaksa menghafal kosakata bahasa baru itu seperti di sekolah? Tidak, kan? Kita belajar secara alami dalam kegiatan kita sehari-hari. Mendengarkan, menyaksikan konteksnya, lalu kita mempraktikkannya bertahap.

Oke. Pertanyaannya, berapa kali tatap muka pelajaran Bahasa Arab setiap minggunya? Apa yang dilakukan dalam kelas? Membaca teks? Berapa banyak perbandingannya antara menulis dan mendengarkan? Ayo jujur... Banyakan membaca dan menulisnya bukan?

Padahal secara alamiah dan ilmiah membuktikan bahwa belajar bahasa yang efektif adalah dengan banyak mendengar dan menyaksikan konteksnya. Kalau Anda orang Kalimantan yang sekarang tinggal di Malang. Coba ingat-ingat, berapa lama Anda tinggal di sana, dan memerlukan berapa bulan Anda bisa menguasai dan menggunakan bahasa Jawa Malangan dalam praktik komunikasi pergaulan Anda? Tiga bulan, enam bulan, setahun? Coba bayangkan, dalam waktu yang relatif singkat Anda bisa menguasai bahasa daerah tersebut dengan cara yang tidak diterapkan oleh sekolah. Cara apa? Cara fitrah berbahasa.

2. Jadilah role model berbahasa!

Lagi-lagi salah gurunya. hiks! Hehe.
Sering kali yang menjadi penyebab bahasa Arab tidak menarik untuk dipelajari adalah karena gurunya juga tidak percaya diri dalam menggunakan bahasa Arab ketika bertemu dengan siswa. Bahkan dalam menjelaskan meteri bahasa Arab saja guru menyampaikannya dengan bahasa Indonesia. Hehe. Benar, tidak? Sebagai rule model, sebenarnya guru bisa mencampurkan penggunaan bahasa Arab dan Indonesia dalam penjelasan materinya.

Mestinya, guru bahasa Arab bisa menjadi contoh keren berbahasa Arab bagi siswa.  Dengan aura penuh semangat dan sering mengajak siswa berbicara berbahasa Arab baik di dalam jam pembelajaran atau diluar pembelajaran, guru bisa menjadi motivator yang sangat berpengaruh bagi siswa.

3. Jadilah pendukung siswa

Tidak semestinya guru memotong pembicaraan siswa ketika dia mempraktikkan bahasa Arab karena dia melakukan kesalahan dari segi kaidah ataupun kosakata. Sebab ketika meraka berusaha mempraktikkan secara lisan ataupun tulisan, saat itu mereka sedang mengerahkan segala upaya dan tenaga untuk menyingkronkan maksud dan kosakata yang ingin diungkapkannya. Bayangkan bagaimana perasaannya ketika usahanya itu dipatahkan dengan koreksi yang tidak begitu penting? Parahnya lagi ketika kita menjadikannya bahan tertawaan. Saya yakin, proses belajar bahasa Arab jadi hukuman bagi siswa.

Kita sebagai guru bertanggun jawab penuh untuk mendukung siswa. Mengapresisasi setiap usahanya adalah hal mutlak yang lazim dilakukan oleh guru.

"Wah, Bapak, kagum dengan kemajuanmu. Besok-besok Bapak jadi semakin penasaran, kemajuan apa lagi yang bisa kamu tunjukkan di hadapan kami. Ini luar biasa! Keren! Semangat terus ya! Kalau ada kesulitan, jangan sungkan untuk mendatangi Bapak dan berdiskusi. Okey?!"

Saat siswa melakukan kesalahan dalam praktiknya, guru bisa menyampaikan koreksinya dengan bahasa yang membangun setelah praktiknya selesai.

"Nak, tadi kamu bermaksud mengatakan هذا بيت dan keliru menggunakan هذه , ya? Hmm, nggak masalah, sih. Siapa saja pernah seperti itu, bahkan orang Arab aslinya pun pernah melakukan kesalahan seperti itu. Kamu bisa jadi lebih baik setelah sering menyimak dan berlatih kok. Tingkatkan lagi ya! Bapak, percaya kamu bisa!"

Nah itu dia Formula Belajar Bahasa Arab yang Mudah, Memahamkan dan Menyenangkan versi saya. Jika, Anda seorang guru Bahasa Arab dan merasa ada hal yang perlu dikoreksi atau didiskusikan dari apa yang saya tulis ini, jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di bawah ya!

Semoga bermanfaat!
11/04/2020 - Fahrizal


Formula Belajar Bahasa Arab yang Mudah, Memahamkan dan Menyenangkan