Anak Bandel dan Sulit diatur: Salahkan Orangtuanya!



Assalamualaikum! Terima kasih sudah berkenan mampir di blog saya. Semoga artikel kali ini memberikan manfaat untuk Anda. Amin!

Kalau lihat judulnya: "Anak Bandel dan Sulit diatur: Salahkan Orangtuanya!", duh kayaknya sudah buat bulu kuduk para orang tua merinding nih hehe.

Sabar-sabar ...
Jangan kebawa emosi dulu ya. Nanti kalau memang kurang setuju dan ingin memberi masukan, silahkan sampaikan di kolom komentar.

Boleh dong saya mulai ulasan judulnya? :-)

Bicara soal anak, kita akan berbicara soal kebanggaan. Bicara soal anak, kita juga akan bicara soal masa depan. Bicara soal anak, artinya kita sedang berbicara soal pendidikan. Ya, pendidikan erat kaitannya dengan anak. Ketika kita orang tua ingin memiliki kebanggaan dari anak kita, kita akan berjuang dan mengorbankan apapun demi pendidikannya dengan harapan menjadikan anak kita baik dan sempurna sesuai dengan keinginan kita.

Namun sayangnya, dalam upaya mencapai tujuan tersebut tidak sedikit orangtua tertatih-tatih. Karena memang sebenarnya pendidikan anak itu bukanlah hal yang mudah. Mendidik anak supaya menjadi generasi yang unggul bukanlah hal yang bisa dilakukan semudah membalik tangan. Sulit, sungguh sulit.

Mari kita renungkan sejenak pemberitaan-pemberitaan yang kian marak terkait perilaku anak yang tidak seharusnya terjadi, seperti pemerkosaan, perampokan, perzinahan, penganiayaan dan disorientasi mereka dalam menjalani kehidupan. Jika kita mau sejenak duduk dan meresapi apa yang terjadi dan mencoba mengambil sebuah kesimpulan, sebenarnya yang ada di hadapan kita adalah gambaran kehancuran bangsa. Ketika kita memandangnya dari segi umat beragama, maka ini adalah wajah nyata dari keboborokan manusia yang beragama. Lalu apa peran proses pendidikan yang sebenarnya sudah dan tetap berlangsung di Indonesia saat ini?

Saat kenyataan masa depan generasi kita sudah terpampang nyata di depan mata seperti sekarang, siapa yang dapat kita harapkan untuk menyelamatkannya? Guru kah? Lalu ketika orangtua mengharapkan guru dapat mengubahnya, kita dapat menyaksikan sendiri faktanya bahwa tidak sedikit orangtua yang tidak terima dengan tindakan guru ketika menertibkan muridnya (anaknya). Bukankah kita sudah kenyang dengan berita guru dianiaya murid dan wali muridnya?

Anak kita tak ubahnya menjadi semacam bom waktu yang sewatu-waktu meledak dalam pelukan kita dan mencerai beraikan harapan kita yang tertanam sejak dalam kandungan.

Bahkan guru yang diharapkan menjadi ujung tombak pendidikan pun akhirnya terpincang-pincang. Sulitnya pendidikan.

Seram banget, bukan?
Nah, bisakah kita orangtua memastikan anak kita tidak terkontaminasi hal-hal negatif yang sedang menyebar bak virus yang menular melalui udara ini?

Mari kita coba mengadopsi sudut pandang yang sedikit berbeda untuk menyikapi kenyataan ini.

Dulu ketika di masa sekolah sering saya mendengar ungkapan ini ketika seorang anak berperilaku bandel dan sulit sekali di atur:

"Ya Allah, anak ini kok sulit sekali diatur. Siapa sih gurunya?"

bahkan ada saja guru yang bilang: "Nak, jangan kamu berperilaku tidak pantas seperti itu! Sebab kalau orang lain melihatnya, yang disalahkan gurumu nak. Padahal gurumu sudah menyampaikannya, kan?"

Tak jarang kan, kita mendengarkan ungkapan demikian?

Kalau kita mau saling melemparkan kesalahan, coba kita dengarkan keluhan guru ketika menghadapi perilaku muridnya yang bandel dan sulit diatur.

"Astaghfirullah, nak! Apa ini? Tidak seharusnya begini perlakuanmu!"

Setelah anak ditindak, tak sedikit guru mengeluh. "Pendidikan apa yang dia dapatkan di rumah? Apakah orangtuanya membiarkannya saja?"

Jadinya... "Anak Bandel dan Sulit diatur: Salahkan Orangtuanya!" Iya, kan?

Oke baiklah!

Ketika seorang guru tidak terima dipersalahkan karena kebandelan anak muridnya, dan ketika orangtua tidak terima ketika pendidikan anaknya di rumah dipertanyakan ... Apakah antara guru dan wali murid (orangtua) harus saling salah menyalahkan?

Tentu tidak. Sebagai orang dewasa kita paham dong bagaimana kita harus bersikap.

Ada satu persepsi yang perlu diselaraskan antara orangtua dan guru dalam upaya memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak.

Pertama, pemahaman terhadap anak itu sendiri. Kedua, selarasnya pemahaman orangtua dan guru terhadap ruang gerak dan ranah mereka masing-masing dalam upaya mendidik anak.

Apabila antara orangtua dan guru sinergis, maka akan terbentuklah kepaduan proses pendidikan. Antara orangtua dan guru saling mengisi dan melengkapi.

Karena hakikatnya, pendidikan itu bukan hanya sekadar masuk kelas dan dapat ijazah saja. Tapi lebih dari itu. Pendidikan semestinya menjadikan anak beriman, berakhlak dan cerdas!

InsyaAllah akan saya lanjutkan pembahasan soal penyelarasan pemahaman antara guru dan wali murid (orangtua) dalam artikel saya yang selanjutnya.

terima kasih sudah berkenan meluangkan waktunya untuk membaca artikel sampai titik ini.

Barangkali ada yang ingin Anda diskusikan, enaknya disampaikan di kolom komentar.

Anak Bandel dan Sulit diatur: Salahkan Orangtuanya!